Namrole, Orasirakyat.com
Palang yang dilakukan lantaran Nusa Tomanusa merasa ditipu oleh Kepala Desa Namrinat, Victor Tomnusa karena melanggar kesepakatan sebelum membangun sekolah tersebut.
Menurut penjelasan Nusa Tomanusa, selaku pemilik lahan, dirinya merasa ditipu oleh kepala desa yang mana sebelum pembangunan sekolah SD Negeri 06 Namrole, telah disepakati bahwa sebagian lahan miliknya dan milik kepala desa Namrinat akan dihibahkan untuk pembangunan sekolah tersebut.
Kemudian kesepakatan itu terbentuk dan pembangunan sekolah pun mulai dibangun, namun ditengah perjalanan, kades mulai lari dari kesepakatan, karena orang tuanya tidak ingin memberikan tanah untuk pembangunan sekolah tersebut.
"Awalnya Kapala Desa Namrinat, Victor Tomnusa itu datang di saya dan minta supaya bisa menghibahkan lahan bersama dengan lahannya untuk bangun sekolah," ujar Tomnusa di kediamannya, di desa Fatmite, Kamis (22/1/22).
Namun, setelah pembangunan sekolah sampai selesai, Victor Tomnusa sudah tidak ingin menghibahkan tanahnya lagi untuk pembangunan sekolah sesuai perjanjian bersama.
Pemilik Lahan, Nusa Tomanusa |
"Saya merasa ditipu sebab Kades ini dia sudah tidak mau menghibahkan tanah lagi akhirnya pembangunan sekolah sampai selesai dilakukan hanya di tanah saya. Saya tidak terima makanya tadi saya palang," ujarnya.
Tomnusa menegaskan apabila tidak ada titik terang, dan kades Namrinat tidak mencari solusi sesuai perjanjian yang disepakati, maka SD Negeri 06 Namrole akan tetap dipalang sampai ada penyelesaian.
"Saya sudah koordinasi dengan Kades, tapi dia bilang orang tuanya sudah tidak ingin hibahkan tanah lagi. Itu berarti saya ditipu dan dikorbankan. Kalau Kades tidak cari jalan keluarnya sekolah itu tetap akan kami palang. Pokoknya tetap palang sampai ada titik terang," tegasnya.
Sementara Felia Pattipawael salah satu Guru Honorer disekolah tersebut kepada wartawan mengaku awalnya tidak tahu menahu soal pemblokiran sekolah tersebut.
Dirinya baru mengetahui setelah ada siswa yang melapor ke dirinya bahwa para siswa tidak bisa masuk ke kelas karena sekolah sedang dipalang.
"Tadi pagi sempat anak-anak siswa dapat lapor jadi baru tau kalau sekolah dipalang. Saya sudah kontak Ibu Kepsek dan jawaban Ibu Kepsek libur dulu sampai ada info lanjut dari Ibu Kepsek," terang Pattipawael.
Kendati begitu dirinya berharap masalah ini cepat terselesaikan, sehingga anak-anak tidak menjadi korban dan dapat melakukan aktifitas belajar seperti biasa.
"Semoga cepat selesai karena nanti para siswa yang jadi korbannya," ucapnya.
Kepsek SD Negeri 06 Namrole, Juniarti Tomnusa kepada wartawan mengaku dirinya sudah tau sekolah yang dipimpinnya dipalang oleh pemilik lahan, dan dirinya akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait supaya sekolah tersebut dapat beraktifitas kembali.
"Masalah lahan nanti saya koordinasikan dengan Kades. Palang baru tadi jadi saya harus koordinasi dengan pihak-pihak terkait," ucap Kepsek saat ditemui dirumahnya, di desa Lektama.
Namun anehnya, kendati Sekolahnya sudah dipalang dan mengakibatkan aktifitas belajar mengajar terhenti, Kepsek belum melaporkan hal tersebut ke Dinas Pendidikan Bursel.
"Belum dilaporkan ke pihak dinas Pendidikan, saya sedikit lagi akan koordinasi dengan yang punya lahan dan Kades Namrinat serta pihak - pihak terkait," tandasnya.
Sekedar diketahui, SD Negeri 6 Namrole memiliki 35 siswa dari kelas 1 sampai kelas 6. Tenaga guru yang mengajar disitu sebanyak 10 orang. 4 PNS, satu Kontrak dan sisanya PTT.
Saat ini sekolah tersebut sedang dipalang menggunakan pohon bambu tepat di pintu masuk sekolah. Ada juga papan bertulisan " Perhatian, Dilarang Melakukan Aktivitas Apapun Di Sekolah Ini. Ttd, Nusa Tomanusa". (OR/AL)
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |