Close
Close

Di Hadapan Penjabat Bupati Buru, Mahasiswa Batabual Tantang Lakukan Sumpah Pocong

Namlea, Orasirakyat.com
Mahasiswa Batabual siap lakukan sumpah pocong karena tidak terima dengan pernyataan Penjabat Bupati, Djalaluddin Salampesy kalau aksi demo mereka tanggal 9 Juli lalu ditunggangi politik.

"Ini persoalan fitnah baku fitnah. Jujur demi Allah, katong melakukan aksi atas panggilan dari hati nurani. Tidak ada intervensi dari partai manapun. Demi Allah," suarakan mahasiswa Batabual, Soehardi Waiulung di hadapan Penjabat Bupati, Djalaluddin Salampesy saat menemui mereka di pintu masuk kantor bupati, Selasa siang kemarin (12/7/2022). 

Demo Mahasiswa Batabual pada hari kemarin itu luput dari pantauan wartawan. Namun dari video amatir yang beredar, terlihat Djalaluddin Salampesy ditemani Sekda Muh Ilyas Bin Hamid, Asisten I, Masri Bugis dan sejumlah pejabat Esalon II menemui para pendemo di depan pintu masuk kantor bupati. 

Semula mahasiswa berkeinginan menyampaikan unek-unek mereka menggunakan pengeras suara. Tapi Penjabat meminta itu tidak dilakukan karena suara yang keras akan terdengar sampai ke dalam dan mengganggu kegiatan rapat membahas berbagai program kegiatan pembangunan. 

Setelah berunding sebentar, akhirnya Soehardi dkk menurutinya dan mau berdialog tanpa pengeras suara.
Berbasa-basi serta meminta maaf karena kedatangan mereka telah mengganggu, Soehardi langsung kepada pokok persoalan, meminta penjabat bupati mengklarifikasi pernyataannya di salah satu media bahwa aksi tanggal 9 Juli lalu ditunggangi kepentingan politik. 

"Katong minta dari bapak penjabat, klarifikasi persoalan bahasa yang bapak penjabat sampaikan pada tribun Ambon, persoalan aksi mahasiswa kecamatan Batabual yang dilakukan pada tanggal 9 Juli 2022, pada hari Sabtu kemarin di Pelabuhan Merah Putih, katanya aksi katong itu berdasarkan kepentingan politik, atau berhubungan dengan mantan bupati Buru," tantang Soehardi. 

Karena itu, mereka tidak Terima baik bahwa ada yang mengaitkan aksi demo itu adalah permainan mantan Bupati.

Soehardi dkk juga sangat menyesalkan komentar dari ketua KNPI Maluku, beberapa Ketua OKP Cipayung yang memperkeruh suasana dengan menyebutkan aksi mereka sudah dipolitisasi. 

"Jujur demi Allah, demi Rasul, beta punya orang tetua, beta punya leluhur, nenek moyang yang ada di Kecamatan Batabual menyaksikan atas aksi yang katong lakukan. Aksi itu atas keterpanggilan hati katong, " Sumpah Soehardi di hadapan penjabat Bupati. 

Soehardi mengapresiasi kunjungan Gubernur dan rombongan sebab akan membawa banyak manfaat buat Kabupaten Buru. 

Namun mereka juga ingin memanfaatkan momen itu agar dapat menyampaikan aspirasi langsung kepada gubernur, sebab momen kunjungan seperti itu jarang terjadi saat Ramly masih menjadi Bupati. 

Kehadiran mahasiswa Batabual di hari itu bukan disengaja untuk mengacaukan acara di Dermaga Merah putih. Tujuan kedatangan mereka hanya satu, yaitu mempertanyakan persoalan jalan di Batabual. 

Alasannya, saat Pimpinan DPRD Buru bertemu Balai Jalan dan Jembatan Maluku bahwa status jalan di Batabual naik menjadi jalan nasional. Tapi saat ketemu penjabat bupati diinformasikan statusnya masih jalan propinsi. 

Ini yang menjadi tanda tanya besar bagi mahasiswa Batabual, sehingga mereka melakukan aksi agar dapat bertemu dengan gubernur guna menanyakan persoalan jalan Batabual. 

Kedua, juga ingin menagih niat politik Murad Ismail tahun 2018 lalu. 

Untuk itu,  mahasiswa Batabual meminta agar penjabat bupati mengklarifikasi bahasanya, sehingga masyarakat luas mengetahui kalau aksi mereka adalah murni dan tidak ditunggangi.

"Demi Allah, beta siap sumpah pocong, katong samua siap. Mau mati hari ini atau mati besok, sama, saja," tantang Soehardi.

Soehardi dkk pernah melakukan aksi menuntut pembangunan jalan Batabual kepada Bupati Ramly Umasugi pada Juli tahun lalu dan ada yang menuding di belakang mereka ada PDIP, PPP, dan Nasdem. 

Saat aksi kepada Gubernur MI, ada lagi yang menuduh bahwa partai Golkar di belakang aksi tadi. 

Mahasiswa Batabual tidak ada kepentingan dengan partai politik mana pun. Kepentingan mereka hanya satu, agar orang tua mereka secepatnya dapat menikmati jalan Batabual yang layak. 

Soehardi masih ingin terus berbicara. Namun keburu Dipotong penjabat Bupati.

Setelah itu, penjabat menanyakan nama Soehardi dan kampung asalnya di Kecamatan Batabual. Kemudian giliran satu per satu diminta mengenalkan namanya dan asal kampungnya. 

Sesudah itu, Djalaluddin mengatakan, bahwa dalam satu bulan ini dia sudah dua kali ke Batabual. 

Ia selalu teringat demonstrasi mahasiswa di Ambon yang memperjuangkan jalan Batabual. Waktu itu, Djalaluddin masih menjadi Kepala Bappeda Maluku. 

Saat ia sudah menjabat Bupati, ada juga  yang datang menemuinya dan sudah dijelaskan soal jalan di Batabual. 

"Lalu apa yang kurang lai," katanya gerah.

Djalaluddin menegaskan, kalau rencana bangun jalan di Batabual itu, sudah dimasukan dalam APBD.

"Lantas apakah harus dijelaskan lagi berulang-ulang. Mahasiswa harus cerdaslah," kritik Djalaluddin. 

Terkait berita  yang kini telah beredar luas, tangkis Djalhakuddin, bahwa itu hanya isue. 

"Fitnah dan sudah diklarifikasi.  Media sudah muat," tangkis Djalaluddin. 

Djalaludin tetap tidak mau memberikan klarifikasi langsung di hadapan mahasiswa Batabual perihal isi chating di WA Forum OPD yang mendiskreditkan mahasiswa, juga mantan bupati Ramly Umasugi serta wartawan di Buru. 

Djalaluddin beralasan bahwa dalam pemberitaan, Gubernur telah mintakan agar jangan lagi berbicara tentang hari kemarin. Tapi berbicaralah tentang hari esok dan masa yang akan datang. 

Djalaluddin tetap berdalih apa yang sudah ramai diberitakan perihal isi chating di WA Forum OPD, bahwa itu hanya isue, sehingga mahasiswa Batabual diminta jangan terpengaruh dengan isue-isue itu.

Mahasiswa juga dihimbau agar tidak usah lagi turun ke jalan dengan pengeras suara. Pintu kantornya selalu terbuka dan ia tetap akan menerima mahasiswa yang datang membawa konsep.

"Apa enak adik-adik dong batarea di sana? Mari datanglah, katong bicara baik-baik,"ajak Djalaluddin. 

Saat bertemu penjabat, ada mahasiswa yang juga meminta penjabat agar ada trayek feri Namlea - Batabual PP, Batabual - Ambon pp. Kemudian penjabat memberikan kesempatan kepada Kadis Perhubungan, Jamal Samak untuk menjelaskannya.

Selanjutnya, Djalaluddin juga menggugah para pendemo ini memanfaatkan media sosial secara baik dan jangan menyampaikan hal-hal buruk di sana. 

Ia lalu mencontohkan cara memanfaatkan  medsos agar bisa digunakan untuk mendapat penghasilan. (LTO)
Baca Juga
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami
agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama