Pelaksanaan kegiatan ini merupakan kerjasama dari Unicef dengan Yayasan Kanjoli Terang Maluku sebagai tim eliminasi malaria di Provinsi Maluku yang sudah terbentuk sejak tahun 2020.
Menurut perwakilan dari Unicef, Chandra ungurekulanduwulan kegiatan rapat rutin tim eliminasi malaria Provinsi Maluku ini untuk mempersiapkan kabupaten kota mencapai eliminasi malaria.
Menurutnya, sampai saat ini sudah tiga kabupaten kota yang di nyatakan lulus eliminasi malaria. Tiga kabupaten kota tersebut yakni Kota Ambon, Buru dan Kota Tual. Sekarang lagi di persiapkan dari kabupaten SBB,SBT, Maluku Tenggara,dan Maluku Tengah.
"Tiga kabupaten kota ini sudah terbebas dari penularan malaria, maka tim akan berusaha untuk menyiapkan 8 kabupaten kota lainnya agar bisa mengikuti jejak dari kabupaten yang sudah tereliminasi malaria," ucapnya.
Adapun syarat-syarat untuk dapat di katakan bebas malaria seperti Kota Ambon karena tidak ada kasus lokal atau orang lokal yang terinfeksi malaria.
"Maka kegiatan ini untuk pencegahan kasus import malaria dari luar artinya malaria terbawa dari orang yang berkunjung ke daerah yang bebas malaria," paparnya.
Selain itu, Anual Parasit Insiden (API) angkanya harus lebih kecil dari 1 artinya 1 berbanding 100 penduduk. Positif interait atau jumlah pemeriksaan malaria positif dibagi seluruh pemeriksaan dalam setahun harus dibawah 5%.
"Syarat di atas sudah dicapai oleh kota Ambon, kota Tual, dan Buru," terangnya.
"Dalam pencegahan kasus import malaria dari Papua merupakan tanggung jawab dari bagian transportasi, dari bagian kesehatan pelabuhan maupun dari tingkat kelurahan dan desa," sambung Candra.
Demikian juga di katakan oleh Ketua yayasan Kanjoli Terang Maluku, dokter Sri Kananta Widia. M.Kes, bahwa yayasan Kanjoli Terang Maluku sebagai pelaksana dan juga mitra kerja Unicef perwakilan Maluku dan bersinergi dengan dinas Kesehatan provinsi termasuk kabupaten-kabupaten kota yang ada.
"Kegiatan ini di fasilitasi oleh yayasan Kanjoli Terang Maluku pada semua lintas sektor dan Dinkes, agar kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan mendorong Dinkes untuk mengevaluasi seluruh masyarakat agar bisa mengetahui datanya," ujar Kananta.
Pengelola program malaria Dinas kesehatan provinsi Maluku, Lisa Telita Lati, Skm menuturkan kegiatan ini bertujuan untuk sama berkordinasi terhadap Pokja-pokja terkait di Maluku yang sudah tereliminasi dan sudah di tandatangani oleh gubernur Maluku tahun 2020 untuk sama menurunkan angka kasus malaria di Maluku.
"Tahun 2022 kota Ambon mendapat sertifikat nasional bebas malaria yg diberikan oleh Mentri kesehatan di Lombok, dan berharap yang lain bisa mengikuti," hara Lisa. (JP)
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |