Viral, Orasirakyat.com - Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Se-DKI Jakarta melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung DPP PDIP, di tengah perayaan HUT PDIP yang ke-50 tahun, Selasa, (10/01/2022).
Dalam aksi ini Skrikandi PMKRI, Ega Lein yang merupakan Presidium Gerakan Kemasyarakatan, PMKRI Cabang Jakarta Pusat menyampaikan sejumlah pokok pikiran secara tertulis yang didahului dengan pembacaan surat terbuka tersebut.
Disampaikan, surat terbuka pada intinya adalah ungkapan kekecewaan, kemarahan dan ketegasan berbalut cinta dan semangat yang mendalam untuk sebuah itikad baik atas semua perjuangan dan wujud apresiasi kepada kaum perempuan di seluruh Indonesia termasuk Megawati Soekarno putri selaku ketua umum PDIP yang adalah sosok perempuan Indonesia yang sangat di hormati dan di muliakan di negeri ini.
Disampaikan bahwa kader dari PMKRI telah dilecehkan secara verbal oleh kader PDIP yang sekaligus merupakan anggota DPRD Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku atas nama Saudara Jodis Rumasoal.
Dimana pelecehan ini terjadi pada tanggal 08, Desember 2022 yang saat itu kader PMKRI melakukan komunikasi guna mengawal agenda pembangunan sumber daya manusia dalam lingkup kemahasiswaan yakni agenda kaderisasi internal PMKRI di kota Jajakan Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku yang telah ditetapkan dalam Sidang MPA XXXI Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia di Samarinda.
Pada pada saat komunikasi ini, "kata Ega meminta kesediaan saudara Jodis Rumasoal sebagai pemateri sekaligus dapat membantu secara materil guna memperlacar agenda dimaksud. Karena mempertimbangkan saudara Jodis Rumasoal adalah wakil rakyat yang bertanggung jawab dan berkewajiban terhadap kepentingan pembangunan di Kabupaten SBB.
"Alih-alih merespon dengan etika komunikasi yang baik justru kader kami diperdaya dan digiring kepada tindakan pelecehan yang mana saudara Jodis Rumasoal berkata akan menyangupi maksud tersebut dengan syarat bahwa kader kami harus bersedia melayani hasrat seksualitasnya untuk tidur bersama Josis Rumasoal di hotel, yang pada saat itu menurut pengakuan dari Jodis Rumasoal kepada kader kami bahwa beliau sedang berada di Jakarta untuk beberapa keperluan," jelas Ega menyampaikan secara lisan isi dari surat terbuka tersebut.
Dilanjutkan, dan pada saat kader PMKRI ini melakukan perlawan dan membela diri secara lisan terhadap perbuat asusila yang dilakukan oleh saudara Jodis Rumasoal ini, tetapi beliau malah berbalik mengintimidasi, rasis dengan mengatakan “Kamu belagu sekali, kamu hitam jelek juga, siapa juga yang mau dengan perempuan aktivis yang hari-hari demo dijalan”. ucapnya mengutip balasan Jodis Rumasoal.
Tak hanya itu, diungkapkan juga bahwa pada tanggal 13 Desember 2022 kader mereka melaporkan tindakan asusila yang dilakukan saudara Jodis Rumasoal yang merupakan kader PDIP ini kepada KOMNAS PEREMPUAN dan pada Tanggal 15, Desember 2022 yang ditindak lanjuti dengan melakukan pelaporan di BARESKRIM POLRI guna mendapat kepastian dan penegakan hukum kepada pelaku.
"Ibu Megawati Soekarnoputri yang kami hormati, sebagai seorang perempuan sungguh kami yakin dan percaya bahwa tindakan saudara Jodis Rumasoal adalah suatu perbuatan tidak terpuji yang bukan saja melukai keluarga besar PMKRI dan juga keluarga besar Cipayungplus tetapi juga telah melukai dan mencederai kehormatan terhadap harkat dan martabat perempuan di seluruh Indonesia tak terkecuali ibu sendiri selaku perempuan yang juga adalah seorang ibu," harap para pendemo.
Ega pun menjelaskan bahwa, bagaimana seharusnya perempuan membela diri dari stigma dan arogansi patriarki yang hari ini bersarang dalam tubuh kader PDIP.
"Kami yakin sungguh bahwa jawabannya ada pada moralitas kader itu sendiri dan sebagaimana Ibu sendiri yang adalah seorang perempuan pejuang yang pernah dengan sepenuh hati, jiwa dan raga memikul tangung jawab sebagai seorang pemimpin negara, maka sudah barang tentu Ibu tahu betul jawaban dari pergumulan besar atas air mata, harapan dan perjuangan semua perempuan di bangsa ini atas perlawanan terhadap praktik-praktik kekerasan seksual yang semakin massif di bangsa ini," tegasnya.
Ditekankan bahwa, perempuan adalah pilar bangsa yang telah melahirkan peradaban yang harus dihargai dan dihormati kedudukannya, sama, setara dengan manusia lainya. Perlu diungkapkan bahwa sejarah panjang bangsa ini menempatkan fakta penting bahwa keterlibatan dan peran perempuan dalam membangun masa depan bangsa Indonesia adalah hal yang final dan tak bisa ditawar-tawar sebagai suatu cita-cita luhur bung karno yang adalah bapak pendiri bangsa dan juga semua perempuan pejuang.
"Sebagaimana perjuangan Ibu yang masih tetap berapi-api menahkodai PDIP," lanjutnya", yang merupakan partai yang berpihak terhadap kaum tertindas yang sekaligus merupakan partai penguasa hari ini, maka sama persisnya juga perjuangan semua perempuan aktivis untuk menciptakan ruang aman bagi perempuan dari kekerasan seksual yang telah lama menjamur di bangsa ini.
"Kiranya ibu sudah tahu bahwa banyak perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual tetapi memilih diam karena takut terhadap stigma dan prasangka apalagi pelaku adalah seorang pejabat publik yang mempunyai kuasa, uang dan senjata," terang Ega.
Tetapi kemudian dalam kekecewaan dan kemarahan ini, pihaknya masih sangat percaya dan berharap bahwa Ketua Umum PDIP ini yang adalah tokoh perempuan direpublik ini yang sekaligus mempelopori Presiden perempuan pertama di republik ini meyakini sunguh bahwa ibu akan berpihak terhadap kemanusiaan dan menempatkan moralitas dan etika menjadi norma dan sistem nilai yang mendasari tubuh partai PDIP itu sendiri.
Seperi dalam beberapa kesempatan ibu sendiri telah berkomitmen dan menyampaikan secara tegas bahwa tidak ada tempat atau tidak akan mentolerir kader PDIP yang melakukan pelecehan seksual dan ibu sendiri juga ikut memotivasi perempuan Indonesia untuk berani bersuara dan kami tahu persis ibu juga perempuan yang sangat proaktif hingga lahirnya UU TPKS sehingga menjadi payung hukum bagi korban tindakan kekerasan seksual.
"Sehingga melalui surat ini kami meminta perhatian dari Ibu Megawati Soekarno putri agar dapat merespon masalah ini demi komitmen atas penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia perempuan dan keberpihakan PDIP selaku partai para wong cilik kepada perempuan diseluruh tanah air yang hari ini mengalami pelecehan seksual yang barangkali saja takut bersuara karena dibungkam kekuasaan," tekannya.
Mereka berharap, surat terbuka dapat di terima secara baik oleh Megawati Soekarno putri dengan penuh harap pelaku dapat ditindak tegas sesuai dengan mekanisme konstitusi PDIP.
"Kami harap pelaku ditindak tegas," tandasnya. (Ed)
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |