Sekolah SMA yang belum mempunyai bangunan sekolah yaitu SMA Negeri 9 Maluku Tenggara, di desa Hollat Kecamatan Kei Besar Utara timur, kabupaten Maluku Tenggara, sudah 14 tahun berdiri di atas bangunan bilik bambu yang merupakan hasil swadaya masyarakat.
Untuk SMA Negeri 61 Jl. Lintas Seram Waipia, kecamatan Teon Nila Serua (TNS) kabupaten Maluku Tengah juga masih satu atap (Numpang) di Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP), hingga saat ini sudah 28 tahun numpang pada Sekolah SMP tersebut.
Selanjutnya SMA Negeri 26 Seram Bagian Barat (SBB) Jl. Hatahulun, desa Buano Selatan, kecamatan Huamual Belakang, juga masih menumpangi sekolah milik SMP sampai saat ini sudah 7 tahun lamanya.
"Sekolah- sekolah yang tanpa bangunan ini menjadi prioritas utama di tahun 2023, agar tidak ada lagi sekolah yang memakai bilik bambu atau yang masih numpang, minimal sudah harus punya ruangan sendiri," tutur Pellu.
Lanjutnya, sekolah yang menumpang sangat berpengaruh pada penerimaan siswa didik baru, sebab di lihat dari sarana prasarana yang dapat mengakibatkan kesenjangan pendidikan.
Katanya, keterbatasan DAK yang di berikan sangat kecil, walaupun dari tahun ke tahun ada peningkatan DAK, tetapi tidak bisa mengakomodir semua sekolah dalam menunjang sarana prasarana.
"Yang menjadi kendala adalah kurangnya infrastruktur berdasarkan grafik wilayah Maluku, jaring internet yang sulit pada daerah mereka dan penginputan data pakai batas waktu maka blog informasi terbatas bagi mereka yang mengakibatkan mereka minim informasi," tambahnya.
Dengan adanya kendala tersebut mengakibatkan tidak dapat melakukan verifikasi untuk sarana prasarana bagi sekolah mereka yang lagi membutuhkannya.
"Dari dinas pendidikan juga telah membangun beberapa sekolah SMA seperti SMA 20 yang di bangun tahun 2022 dengan satu sekolah di Benjina, dan SMA 12 MBD yang di bangun tahun 2023 ini bersama satu sekolah di Marlasi kepulauan Aru," terangnya.
Tahun 2023 kategori wilayah Terisolasi, Terpantau dan Terdepan (3T) ini yang menjadi prioritas utama yang harus di sentuh pada tahun 2023. Pada wilayah farmasi seperti, Maluku Tenggara, Tual, MBD, Banda Elly, Olat serta Kepulauan Aru.
"Sekolah-sekolah tersebut di dorong untuk mempunyai bangunan sendiri jangan lagi menumpang pada sekolah lain dan jangan lagi ada sekolah yang memakai bilik bambu," paparnya.
Ia menjelaskan, bukan hanya bangunan sekolah yang menjadi prioritas utama, tetapi Ia juga melihat terkait dengan keamanan siswa pada satuan pendidikan.
"Untuk menghindari hal - hal yang tidak di inginkan seperti buli, ataupun kekerasan seksual yang tidak boleh terjadi pada dunia pendidikan serta menciptakan pendidikan yang aman dan nyaman, maka kami membangun kerjasama dengan pihak kepolisian dalam tugas tanggung jawab bersama untuk bisa mensosialisasikan ke semua sekolah pentingnya menjaga keamanan," tutupnya. (OR/M1)
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |