Ambon, Orasirakyat.com - Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku, Maritje Pattiwaelapia. SE., M.Si mengatakan bahwa Sensus pertanian kali ini merupakan sensus yang ketujuh setelah Indonesia merdeka. Awal pelaksanaan sensus pertanian dimulai pada tahun 1963, berlanjut lagi pada tahun 1973, maka sensus yang keenam di laksanakan sepuluh tahun yang lalu yaitu di tahun 2013 dan tahun 2023 merupakan sensus pertanian ke tujuh.
"Sensus pertanian ini biasanya berakhir dengan angka tiga," demikian disampaikan Pattiwaelapia di dampingi Ir. Charles Gigit Anidlah. M.Si bersama Yusuf Tatar Mangaraksa, SST,M. Stat ( Statistik Ahli Madya) di ruang kerjanya, Senin (23/5/2023).
Cakupan dari pada sensus pertanian 2023 yakni pada semua sektor serta meliputi 7 subsektor yang ada, seperti pada sektor pertanian ada enam sub sektor dan satu jasad pertanian jadi sub sektor tanaman pangan padi, sub sektor hortikultura buah-buahan dan sayuran, sub sektor perkebunan seperti kelapa cengkeh sub sektor.
Pada sektor kehutanan kemudian sub sektor peternakan sub sektor perikanan dan jasad pertanian jadi jasad pertanian ini termasuk usaha-usaha pertanian juga.
"Perlu di ketahui bersama bahwa, petugas tidak hanya mendata petani dari rumah ke rumah tapi juga, mendata setiap usaha pertanian berbadan hukum yang perusahan atau pun koperasi atau sejenisnya dan soal pertanian lainya seperti kelompok tani atau salah satu pertanian misalnya ada pesantren punya usaha pertanian ada gereja juga, lapas atau tempat peribadatan lain itu cakupannya," terang Pattiwaelapia.
Katanya, semua Petugas Sensus Pertanian disiapkan, dan melakukan pelatihan kepada mereka di seluruh kabupaten kota, untuk Maluku pelatihannya berlangsung Selasa tanggal 23 Mei 2023.
Katanya, untuk segala persiapan pelaksanaan sensus ini sudah dilakukan beberapa tahun yang lalu. Telah dilakukan uji coba juga, kemudian kordinasi lintas sektor, dilakukan konsolidasi, serta sosialisasi sudah kita lakukan oleh BPS.
"Pelaksanaan sensus itu mulai dilaksanakan selama dua bulan terhitung dari bulan Juni- Juli 2023," paparnya.
Untuk pendataan, para kelompok tani akan di datangi, di listing untuk diketahui keberadaan kelompok tani tersebut, apakah masih ada atau sudah berubah dan bubar semuanya akan terlihat pada hasil potret bulan Juni - Juli.
"Data Sakernas BPS tercatat ada sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian yang pernah dirilis oleh kami. Waktu itu ada sekitar 29,26% menyerap tenaga kerja di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, dan ini terjadi pergeseran dari tahun sebelumnya sebesar 30% bergeser," akui Pattiwaelapia.
Pihaknya berharap ada dukungan dari semua masyarakat terhadap sensus pertanian yang akan di jalankan.
"Semoga dapat memberikan respons yang baik, terutama responden dari penduduk yang notabenenya adalah petani, peternak dan nelayan. Semua bisa memberikan data dengan baik dan sebenar - benarnya." tandasnya. (JP)
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |