Pantauan wartawan, BPBD Bursel melakukan peninjauan dan pengukuran lokasi abrasi pertama yang berada di Desa Lektama, tepatnya di belakang rumah penjabat desa Lektama, Sofia Solissa.
Selanjutnya, Kepala BPBD Bursel bersama staf bergerak ke arah Desa Waenono, tepatnya di kos-kosan Yafet Lesnussa dan kemudian berlanjut ke lokasi terakhir yakni di belakang rumah Almarhum Mantan Wakil Bupati Bursel, Buce A. Seleky.
Kepada media ini, Longa mengatakan bahwa peninjauan langsung ini karena ada laporan yang masuk sehingga pihaknya bergerak cepat ke titik - titik yang menjadi laporan masyarakat."Kita sigap bergerak cepat dan langsung turun ke lokasi yang menjadi laporan masyarakat. Ini bentuk keseriusan Pemda Bursel melalui BPBD dalam melihat permasalah yang terjadi di masyarakat," ucap Longa.
Mantan Sekwan Bursel ini mengaku, saat berada di lokasi abrasi, ia sempat berjumpa dengan sejumlah masyarakat yang ada disekitar lokasi tersebut dan menerima apa yang mejadi keluhan mereka.
"Ada laporan yang masuk dari warga baik itu melalui surat maupun via telpon yang menginformasikan kondisi tersebut. Kita turun dan ketemu langsung dengan warga sekitar untuk mendengar keluhan mereka," ungkapnya.
Setelah pihaknya di lokasi abrasi, Longa langsung memerintahkan stafnya untuk melakukan pengukuran untuk mengetahui berapa panjang lokasi yang nantinya dipasang penghalang ombak darurat."Kita langsung ukur sebagai bentuk keseriusan kami kepada masyarakat. Setelah itu akan kita pasang penahan ombak darurat dilokasi-lokasi tersebut," terang Longa.
"BPBD akan turunkan tim untuk membuat talud darurat dari batang kelapa karena ini bersifat darurat," tambahnya.
Lebih jauh dijelaskan bahwa pihaknya hanya sebatas yang bersifat darurat saja, karena setiap dinas sudah diberi kewenangan dan porsi masing-masing.
"Kita bantu di kondisi darurat saja, artinya kita akan pajang pohon kelapa dan kita rekatkan dengan besi dan mungkin lanjut dengan timbunan darurat. Kalau untuk bangunan beton ada dinas teknisnya," tandasnya.
Longa menghimbau kepada seluruh warga Namrole maupun di kecamatan lainnya khususnya mereka yang mendiami pesisir pantai untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrim.
"Kami minta masyarakat pesisir untuk waspada terhadap lokasi yang terkena abrasi. Apalagi saat ini kita sudah memasuki musim hujan dengan kondisi cuaca yang begitu ekstrim," tandasnya.
Sekedar diketahui, abrasi yang terjadi diakibatkan oleh kondisi ekstrim yang terjadi hampir satu minggu belakangan ini. Dimana, kondisi ini akibat hujan lebat disertai dengan petir dan angin yang memicu gelombang besar sehingga terjadi pengikisan tanah di pesisir pantai kota Namrole. (AL)
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |