Namrole, Orasirakyat.com
Apalagi, Pemda Bursel telah menghimbau bagi seluruh warga yang berprofesi sebagai nelayan agar sebelum melaut harus memperhatikan kondisi cuaca dan tidak memaksakan diri melaut karena bisa saja terjadi musibah.
Namun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ada nelayan yang terpaksa melaut dengan tetap mempertimbangkan kondisi gelombang perairan Bursel.
"Kondisi saat ini masih bisa, itu kalau ombak kurang katong masih bisa itupun kalau lautan teduh, namun kalau gelombang tidak bisa di paksakan," ungkap Ari, salah satu nelayan asal Desa Fatmite, Kecamatan Namrole, Kabupaten Bursel saat diwawancarai di kediamannya, Kamis (15/6/2023).
Nelayan ini menceritakan, beberapa waktu lalu ada warga yang memaksakan diri untuk melaut tapi terkena musibah, hanya saja tidak ada korban jiwa.
"Kemarin beberapa hari yang lalu ada warga yang terbalik tapi tetap saja ada sebagian nelayan yang turun melaut," terangnya.
Ia menjelaskan, dengan kondisi hujan bersamaan dengan gelombang tinggi dan angin membuat tangkapan para nelayan menipis dan sudah tentu berpengaruh pada harga ikan yang di jula di Kota Namrole dan sekitarnya.
"Kondisi ini sudah pasti hasil yang di dapat menipis dan sangat berpengaruh pada harga ikan hasil tangkapan nelayan," katanya.
"Harga ikan pasti mahal, seperti ikan momar dijual 3 ekor sepuluh ribu dan ada yang lebih tinggi. Ada ikan lain yang juga dijual 4 ekor seratus ribu," sambungnya.
Ari mengaku meskipun hasil tangkapan para nelayan dijual secara langsung kepada masyarakat maupun dijual ke pedagang ikan tetap tidak berpengaruh dan dalam beberapa pekan ini harga ikan di kota namrole masih tetap tinggi.
"Tergantung, saat ini kan hasil tangkapan menipis sudah pasti mahal baik dijual ke warga maupun ke pedagang ikan," tandasnya. (AL)
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |