Close
Close

Mahasiswa Demo Di Jakarta, Minta PT OGI Hengkang Dari Buru

#Kaksodin Ali Wael Diteror Oknum Aparat

Jakarta, Orasirakyat.com – Aksi demontrasi yang dilakukan Persatuan Mahasiswa Adat Buru Petak Talo – Jakarta di depan Kantor Kementerian ESDM guna menuntut PT Ormat Geothermal Indonesia angkat kaki dari Kabupaten Buru, Jumat (18/8/2023).


PT Ormet Geothermal Indonesia (OGI) melakukan pengeboran panas bumi di belakang perkampungan Desa Wamsalit, Kecamatan Lolongquba, Kabupaten Buru, hingga kini meresahkan masyarakat adat sekitar lokasi pengeboran.


Vidio yang beredar di media sosial berhasil diterima wartawan mengungkapkan, puluhan mahasiswa  tergabung dalam Mahasiswa Adat melakukan aksi dengan bakar ban di depan Kantor ESDM memberikan perhatian warga yang melawati poros jalan di depan kantor ESDM usai sholat Jumat. 

Mereka menuntut pemerintahan Jokowi  menghentikan operasional PT Ormat Geothermal Indonesia yang melanggar hak ulayat masyarakat adat Buru.


Dalam aksi Akmal Nustelu selaku Koordinator Lapangan (Korlap), mendesak Kementerian ESDM untuk segera mencabut izin PT Ormat yang beroperasi di wilayah Titar Pito tanpa mengantongi AMDAL.


“Kami mendesak Kementerian ESDM untuk mencabut izin perusahan panas bumi di kabupaten Buru, karena telah masuk di wilayah hukum adat masyarakat Buru,” lantang Nustelu. 


Pihak kepolisian juga didesak untuk mengusut aktor intelektual dibalik operasi perusahan di Titar Pito.


“Selain menangkap aktor intelektual, kami juga mendesak Mendagri untuk memanggil  Pj Bupati Buru  karena tidak proaktif atas rusaknya lingkungan hidup,” tegasnya.


Mereka juga menolak keberadaan perusahan Ormat beroperasi di wilayah hukum adat Titar Pito yang merupakan wilayah cagar budaya dan hutan lindung. 

Sementara itu sehari sebelumnya, nyaris terjadi insiden di rumah Kaksodin Ali Wael di sore hari. Ada sejumlah oknum berpakaian loreng mendatangi Ali Wael guna meminta kunci mesin air milik PT Ormat. 

Dalam satu video yang diedarkan di reel instagram dan facebook dan juga WA,tertukis kalimat,"Menolak PT Ormat Geothermal Indonesia, Raja Gunung di Intimidasi oleh Pihak berpakaian TNI".


Dijelaskan, kalau ada satu unit mobil membawa orang-orang berpakaian TNI mendatangi rumah Kaksodin (kepala Adat) yang disebut Raja Gunung. 


Rumah Kaksodin didatangi dengan cara tidak sopan dan melakukan kekerasan, sehingga memicu keributan sebab masyarakat adat tidak terima pemimpin adatnya mendapat perlakuan tidak beradab tersebut. 


"Mama-Mama yang tidak terima lalu memprotes Intimidasi tersebut, diusir keluar agar mereka tidak boleh turut mengetahui maksud kedatangan pihak-pihak yang diduga ingin melanggengkan eksploitasi PT. Ormat Geothermal Indonesia, " beber pemosting video itu. 


Dalam satu rekaman video lainnya yang sampai ke tangan wartawan, Kaksodin Ali Wael menceritakan, kalau oknum berpakaian loreng itu mendatanginya karena kunci mesin air milik perusahan telah diambilnya. 


Tujuan mengambil kunci mesin air, agar perusahan stop beroperasi dahulu sebelum masalah pelanggaran adat diselesaikan. kunci mesin air itu diserahkan oleh pegawai di perusahan secara baik-baik. 


Namun setelah Kaksodin pulang ke rumah, cerita dia, kalau ada oknum yang menyerang ke sana. 

Ali menggunakan istilah "serang" karena saat mereka datang, ada satu oknum yang menendang pintu rumahnya sebanyak tiga kali dan pukul pintu rumah sebanyak lima kali. 

Sesudah itu, oknum itu mengeluarkan kalimat ancaman dan mekontarkan makian serta sesumbar akan menginjak Kaksodin dari rumahnya sampai ke perusahan PT Ormat Geothermal Indonesia yang berjarak beberapa kilometer dari perkampungan. 


"Baru kata itu ulang-ulang bukan hanya satu kali, namanya orang emosi karena dapat sewa ini, " ucap Ali Wael. 


Ali sangat sesalkan PT OGI yang tidak datang secara baik-baik. Tetapi memperlakukannya seperti itu. 

Masalah dengan oknum berpakaian loreng itu telah mediasi dan diselesaikan secara baik-baik. 

Namun Ali sudah kadung tidak suka dengan tindakan perusahan dan meminta agar PT OGI segera angkat kaki dari sana. 


"Perusahan datang ke tanah saya. Kenapa tidak ijin saya dengan baik-baik. Malah memperlakukan saya seperti ini, " sesali Kaksodin. (LTO)

Baca Juga
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami
agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama