Close
Close

Opini Liar Soal Obat Dinkes, Ketua KNPI Bursel Turut Angkat Suara

Namrole, Orasirakyat.com
KNPI sebagai organisasi pemuda yang turut mengawal jalannya pembangunan di Kabupaten Bursel, kini resah dengan berbagai isu sesat yang kini dimainkan untuk memperkeruh kondisi pembangunan di kabupaten tersebut.


Salah satunya terkait kasus yang beredar di Medsos atau yang di sampaikan ole beberapa orang terkait kasus obat milik Dinkes Bursel yang hilang beberapa waktu lalu. 


Menurut Ketua KNPI Bursel, M. Kasim Latuconsina, bahwa masalah obat-obatan milik Dinkes yang sengaja digoreng oleh sekelompok orang dengan menyebutkan bahwa obat-obat tersebut bukan hilang melainkan fiktif adalah isu kepentingan yang sengaja dibangun. Bahkan sampai mengaitkan dengan PPK di dinas kesehatan adalah pemikiran yang keliru.


"Apa yang disampaikan oleh beberapa oknum terkait kasus obat hilang sampai melibatkan PPK ini salah arah karena jika berbicara obat-obat tersebut fiktif berarti seharusnya ada temuan," ucap Latuconsina, Selasa (18/10/2023).


Menurut pria yang akrab dipanggil Rivay ini, masalah obat ini jangan hanya berbicara di Medsos seenak jari mengetik dengan mengcopy paste berita yang belum  tentu benar, sebab dengan begitu masyarakat yang membaca informasi itu secara otomatis akan memilik pikiran negatif padahal isu tersebut kebenarannya belum bisa dipastikan.


"Sebagai ketua KNPI saya perlu menyampaikan bahwa ini lucu dan hoax. Jangan memperkeruh kondisi daerah dengan isu-isu yang bisa menghambat pembangunan daerah, jangan gagal paham," tegasnya.


Ia menjelaskan sesuai data yang ia peroleh, pengadaan obat - obat tersebut sudah sesuai dengan kontraknya, karena sudah melalui tahapan pemeriksaan lewat tim aset daerah bahkan laporan penyampaian LHP tahun 2022 tidak ada temuan di Dinkes.


"Hari ini di ruangan Sekda Bursel yang di undang 20 OPD terkait pembahasan LHP tahun 2022 dan Dinkes tidak diikutkan sertakan dalam pembahasan itu sebab semua laporan Dinkes bersih, tidak fiktif dan tidak ada temuan," ungkapnya.


Sebagai ketua KNPI ia menghimbau kepada seluruh masyarakat dan pemuda agar bisa menyikapi segala informasi dengan jeli dan jangan hanya mendengar isu hoax yang sengaja diolah demi kepentingan sekelompok orang karena pada  akhirnya bisa menghambat pembangunan di kabupaten Bursel.


"Kalau terkait kasus pencurian obat diserahkan kepada pihak kepolisian yang telah menerima laporan dari Dinkes hampir 10 bulan ini, saya yakin dan percaya kita memiliki polisi yang hebat yang ada di Polres. Mereka pasti mampu untuk menyelesaikan kasus tersebut," imbuhnya.


Tak sampai disitu, Latuconsina menekankan bahwa masalah obat ini murni hilang dan jangan digiring ke arah lain seperti tidak ada pengadaan karena itu isu menyesatkan.


"Bukti draf pengadaanya ada dan isu tidak ada pengadaan adalah hoax. Saya juga memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah dan seluruh jajaran eksekutif, pihak kepolisian dan legislatif karena terus menjaga dan merawat negeri ini Lolik Lalen Fedak Fena," sebutnya.


Disamping itu, kasus pencurian obat di gudang obat milik Dinkes yang disampaikan oleh saudara Epot Latbual yang di posting pada Berita Buru Selatan (BBS) tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.


Seharusnya, sebagai pemuda yang cerdas dalam menyampaikan sebuah informasi harus ada cek dan ricek terkait keabsahan data-data tersebut bukan langsung menyampaikan di Medsos.


"Saudara Epot atau siapapun yang ingin mengetahui data terkait obat itu seharusnya melakukan kroscek dengan Dinkes Bursel atau dengan saudara Harus Pattah sebagai PPK, seperti yang saya lakukan untuk mendapatkan data real" ungkapnya. 


Sebab lanjutnya, dari data yang ia peroleh dari Dinkes maupun dari Harun Patta sebagai PPK, banyak data tidak sesuai dengan apa yang disampaikan di publik.


Misalnya, dikatakan nilai kontrak pengadaan obat tersebut yaitu sebesar Rp.120.000.000. Dari segi penjelasan kontrak saja sudah ngawur karena tidak sesuai dengan pagu yang tertera dikontrak pada saat pihaknya melakukan cek fisik kontrak di Dinkes.


Kemudian, kasus pencurian obat ini sementara dalam penanganan Polres Bursel dan beberapa saksi telah dipanggil termasuk pegawai Dinas dan Pegawai yang bertugas di gudang Farmasi.


"Saudara Epot harus pandai membedakan kata fiktif dan pencurian, ini dua klausal kata yg mengandung arti yang berbeda sehingga saudara Epot jangan salah makan obat," paparnya.


Dikesempatan itu juga, Latuconsina menegaskan bahwa obat-obat yg tiba di gudang telah di periksa oleh panitia pemeriksa barang Setda Kabupaten Bursel dan itu dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan Barang Nomor: 109/PPBJ-BS/IX/2022 dan di nyatakan obat - obat tersebut lengkap sesuai dengan jumlah item yang tertera pada surat perjanjian Nomor: 01/Kontrak/PL.Obat/PPK Dinkes,PP&KB-BS/VI/2022 tertanggal 03 Juni 2022.


Bahkan tidak sampai di situ saja, laporan pertanggungjawaban obat - obatan tersebut telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Maluku berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK dan tidak ada temuan, sehingga narasi fiktif seperti yang digaungkan oleh saudara Epot Latbual adalah sangat keliru.


"Jadi kami juga cek pada saat penyampaian LHP BPK oleh inspektorat di ruang Pak Sekda hari ini, Selasa 17 oktober 2023 bahwa Dinas Kesehatan tidak dapat undangan untuk hadir karena Dinkes tidak ada temuan pekerjaan termasuk pengadaan obat - obatan di tahun 2022," ungkapnya mengutip pernyataan salah satu pegawai inspektorat yang tidak mau namanya di sebutkan. 


Dengan kondisi ini, pihaknya berharap saudara Epot Latbual secara jentelmen bisa meminta maaf dihadapan publik atas penyampaiannya dan memulihkan nama baik saudara Harun Pattah sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).


"Kami berharap saudara Epot Latbual secara jentelmen mahu meminta maaf dihadapan publik atas penyampaiannya dan memulihkan nama baik saudara Pejabat Pembuat Komitmen, saudara Harun Pattah atau Alo atas narasi liar yang diungkapkan di ruang publik," kata Latuconsina.


Ia juga berharap, masyarakat tidak terpengaruh dengan isu-isu liar yang dimainkan oleh sekelompok orang demi kepentingan dan hasrat kelompok tersebut.


"Pada akhir narasi ini kami titip pesan kepada pihak - pihak yang beropini di ruang publik, begitu rendahnya moralitas yang saudara pertaruhkan di ruang publik. Mungkin untuk menggapai ambisi engkau utarakan berita yang sumber data di masih dipertanyakan. Biarlah masyarakat yang menilai 'SALAM AKAL SEHAT'," tutupnya. (AL)

Baca Juga
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami
agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama