Namrole, Orasirakyat.com
"Kenaikan harga cabai rawit sampai tembus 200 ribu per kilo ini, baru saja terjadi. Hal ini di duga karena karena panas berlebihan akibat kemarau berkepanjangan di Unit Kabupaten Buru," ungkap Rio Santoso, salah satu pedagang di Pasar Barasehe, Namrole, Senin (23/10/2023) di Namrole.
Pria paru baya ink membeberkan, pihaknya memperoleh cabai rawit dari Unit, Kabupaten Buru. Itu pun di dapat dari tangan kedua, karena tidak di dapat langsung dari petani cabai rawit.
Dengan adanya harga cabai rawit yang terus meroket, membuat konsumen cabai rawit juga mengurangi konsumsi cabai rawit.
"Selaku pedagang kami berharap pada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bursel khususnya, Dinas Pertanian untuk dapat menunjang pertanian di Bursel, sehingga bila terkendala pasokan dari Unit, masih bisa tertangani oleh petani lokal di Bursel, sehingga dapat menekan lonjakan harga, " jelasnya.
Ia mengaku, kondisi iklim di Bursel yang sedikit berbeda dengan Kabupaten Buru. Bila hal ini mendapatkan perhatian dari dinas pertanian, tentunya harga komoditas tidak terlalu mengalami lonjakan harga yang cukup signifikan. Sebab, kalau di Kabupaten Buru itu panas tidak ada hujan, sementara di Kabupaten Bursel meski panas, tetapi masih ada hujan walaupun sedikit.
"Selain cabai rawit harga sayur buncis juga mengalami kenaikan 100 persen. Di mana sebelumnya di jual 25 ribu per kilo, kini harganya sudah mencapai 50 ribu per kilo, " ujar Rio.
Terpisah, salah satu pedagang yang memilih tidak menyebutkan namanya, mengaku, pihaknya terpaksa harus menaikkan harga jual cabai rawit karena saat di beli dari pihak ke dua harganya pun sudah mencapai 100 ribu per kilo.
Dirinya pun mengaku, hanya mencari untung 20 ribu per kilo, tapi keuntungan ini tidak serta merta bisa di dapat. Karena daya beli konsumen juga menurun, akhirnya cabai rawit yang di jual juga mengering, dan membuat konsumen tidak terlalu tertarik untuk membeli, meskipun sudah di kasih harga lebih murah.
Pantauan wartawan, harga cabai rawit yang di jual di pedagang pasar unit, di pasar Namrole bervariasi, mulai dari 120,130 sampai yang termahal 200 ribu rupiah per kilo.
Harga ini tergolong cukup tinggi, pada pekan sebelumnya harga cabai rawit berada di kisaran 100 ribu/kilonya. Alhasil, akibat kenaikan harga yang cukup tinggi, ketersediaan cabai rawit dan buncis juga tak banyak. Kalaupun ada di tingkat pedagang itu pun dengan jumlah yang tak terlalu banyak.
Sementara Lisa Nurlatu, salah satu konsumen cabai rawit yang hendak membeli cabai di pasar, mengaku kaget dengan kenaikan harga cabai rawit yang harganya cukup pedas.
"Biasanya saya membeli seperempat kilo, tapi dengan ada kenaikan harga cabai rawit, maka konsumsi cabai rawit di kurangi, dan membeli eceran saja, sesuai kebutuhan saja," tutur Nurlatu. (OR/03)
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |