Namlea, Orasirakyat.com - Sejak dipimpin Dahlan Kabau, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dinasdikbud) Kabupaten Buru tiga tahun terakhir ini dicap paling bermasalah. Karena itu, dengan kalimat sindiran akan rasa sayang sebagai anak daerah, Dahlan diingatkan jangan sampai jatuh terguling-guling.
"Rasa sayang saya kepada saudara ini tinggi. Saya berharap saudara turun dengan selamat. Jangan sampai turun terguling-guling di tengah perjalanan," ingatkan politisi Partai Golkar, Iksan Tinggapy saat berlangsung rapat pansus DPRD Buru guna membahas LPJ Bupati terhadap realisasi belanja Tahun 2023 dan LHP BPKI RI tahun 2022.
Rapat yang berlangsung pada hari Jumat lalu (17/5/2024) yang berlangsung menarik itu luput dari radar awak media. Namun pembicaraan dalam rapat tadi kini viral setelah video dalam rapat telah dikonsumsi publik lewat dunia Maya dan chating WA .
Sebelum melabrak Dahlan Kabau dengan sindiran berbau kasih sayang sebagai sesama anak daerah, politisi Partai Golkar ini yang digadang-gadang menjadi calon kuat sebagai wakil bupati Buru, sempat mengingatkan bahwa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan adalah instansi paling krusial.
Bersama Dinas Kesehatan dan Dinas PUPR, tiga instansi krusial ini mendapat porsi belanja paling terbesar, sehingga tidak sepatutnya belanja pembangunan tersebut tidak boleh disalah gunakan.
Tapi sebelum Iksan Tinggapi berbicara, beberapa rekannya di DPRD telah ambil bagian terlebih dahulu. Umumnya mereka mencap instansi yang dipimpin Dahlan Kabau ini sarat bermasalah.
John Waemese dari Partai Nasdem, Naldi Wali dari Partai Gerindra, Irfan Papalia dari PKS dan Bambang Langlang Buana dari PPP, menelanjangi kebobrokan yang telah terjadi.
Menurut Bambang, dalam tiga tahun terakhir ini, daban tahun digelontorkan DAK dan dana reguler untuk membiayai belanja pembangunan mulai dari PAUD, SD, SMP total puluhan miliar pertahun.
Walau realisasi anggaran selesai. Tapi ditemukan banyak sekolah di pesisir yang dibangun menggunakan DAK dan dana reguler ternyata tidak selesai-selesai.
Bambang pertanyakan tingkat pengawasan Dahlan dan bawahannya yang juga menghabiskan dana 4 miliar lebih per tahun. Namun nyata, uang pengawasan habis, di lapangan tidak ada pengawasan.
Karena itu, beberapa wakil rakyat menduga ada kong kali kong antara Dahlan, PPTK dan oknum kontraktor , sehingga ada puluhan proyek yang tidak selesai, tapi anggarannya habis alias dibayar.
Adalah Irfan Papalia yang terdengar berbicara sedikit vokal, ketika mencontohkan pembangunan sarana dan prasarana di SMPN 48 Buru di Dusun Waetose, Desa Waelapia, Kecamatan Teluk Kaiely.
Proyek di sana tidak rampung dan ada bangunan yang baru dinaikan enam buah batako sudah roboh. Meubelir ruang laboratorium tidak diberikan. Fisik bangunannya juga terlihat dikerjakan sangat asal-asalan.
Untuk itu, saat Iksan Tinggapy berbicara, dia tanpa tedeng aling-aling mengatakan mereka (DPRD) banyak tahu apa yang terjadi di Diknasbud. Tapi mereka cuma diam.
"Diam bukan karena apa-apa. Diam karena kami mencintai saudara anak bangsa, anak negeri bupolo ini," pukul sindir Tinggapy.
Iksan yang akrab disapa Nugie ini lebih jauh mengatakan, pansus LPJ yang menghadirkan Dahlan itu untuk menilai kinerja aparatur di OPD tersebut. Tapi dalam rapat tadi yang disampaikan hanya bagus soal infrastruktur. Tapi keberhasilan anak didik terlewatkan.
Kata Nugie lagi, DPRD punya catatan-catatan sangat banyak. Dan berbicara soal pendidikan harus ada komunikasi yang intens, sehingga Dahlan sempat diingatkan lagi jangan suka selalu mematikan handphone.
Nugie berkata lagi, kalau enam hari ke depan sudah akan terjadi pergantian penjabat Bupati , karena masa jabatan yg lama akan berakhir.
Syukur-syukur kalau yang lama masih melanjutkan jabatannya, sehingga mungkin saja Dahlan dkk bisa saja tetap dipertahankan.
Namun bila yang masuk sebagai penjabat Bupati adalah yang baru dengan dia punya kepentingan tersendiri, maka akan ada perombakan birokrasi. (LTO)
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |