Close
Close

Stunting di Bursel Turun 6,1 Persen

Namrole, Orasirakyat.com
Penurunan angka stunting di Kabupaten Buru Selatan sebesar 6,1% dari 41,6% pada tahun 2022 menjadi 35,5% pada tahun 2023. Angka penurunan ini menunjukkan kemajuan yang signifikan. 


Data ini terungkap dalam sambutan Wakil Bupati Buru Selatan, Gerson Eliaser Selsily saat membuka kegiatan rembuk stunting aksi 3 konvergensi percepatan penurunan stunting kabupaten Buru Selatan tahun 2024, Rabu (24/7/2024) di gedung serbaguna Pemda setempat.


Meskipun demikian, angka ini masih jauh dari target nasional untuk menurunkan angka stunting menjadi 14% pada tahun 2024. 


"Kegiatan dalam rangka membangun gerakan bersama menuju Bursel bebas stunting ini masih memerlukan kerja keras dan kerjasama dari berbagai pihak untuk mencapai tujuan tersebut," ucap Wabup.


Stunting menurutnya adalah gangguan yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, maka hal ini dapat dicegah melalui intervensi yang mencakup kesehatan dan gizi yang baik selama seribu hari pertama kehidupan anak. 


"Upaya ini memerlukan kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pelaporan hasil intervensi," jelas Selsily.


Ketua Tim Percepatan penurunan angka stunting Kabupaten Bursel ini mengungkapkan, dalam pemberantasan stunting dibantu dan dipandu dengan regulasi pendukung seperti Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 dan Peraturan BKKBN Nomor 12 Tahun 2021.

"Peraturan ini menjadi pedoman penting dalam percepatan penurunan stunting," tambahnya.


Lebih jauh dijelaskan, pelaksanaan rembuk stunting di Kabupaten Buru Selatan adalah langkah strategis untuk menyepakati dan melaksanakan intervensi yang spesifik dan sensitif guna mempercepat penurunan stunting.


Maka dengan komitmen semua pihak terkait untuk bekerja secara konvergensi dan bertanggung jawab, diharapkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Buru Selatan dapat meningkat, menuju masyarakat bebas stunting. 


"Mari bersama-sama bergandengan tangan mengintervensi stunting untuk masa depan yang lebih baik bagi anak-anak kita di Kabupaten Buru Selatan," tandasnya.


Sementara Mariam Nasir sebagai Plt Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Bursel mengatakan saat ini pihaknya lagi mengaudit kasus stunting yang ada di setiap desa Lokus yang ada di Kabupaten Buru Selatan.

"Semester 1 ini baru 3 Desa lokus yang tercover dan dia punya data-datanya sementara lagi diperiksa oleh dokter ahli anak, dokter ahli kandungan dan dokter dan ahli gizi," terangnya.


3 desa lokus stunting untuk semester 1 ini masih berada di Kecamatan Namrole yakni Desa Waefusi, Desa Lektama dan desa Kamlanglale.


"Desa Fatmite 5 orang balita, Kamanglale 4 orang balita dan Waefusi 5 orang balita sementara Baduta 1 orang. Jumlah ibu hamil yang kekurangan energi dn kalori di Fatmite 2 orang, pasca bersalin 1 orang sedangkan di Kamlanglale ibu hamil 4 orang dan pasca bersalin 2 orang," rincinya.


Nasir menjelaskan, nantinya pada saat diseminasi baru bisa diketahui bahwa desa anak-anak stunting itu sudah keluar dari stunting ataukah masih tetap dan kalau masih tetap berarti ditindaklanjuti dan di intervensi selanjutnya dengan cara pemberian pemberian Makanan Tambahan (PMT).


"Kalau belum kita akan tindaklanjuti dengan penyaluran PMT dan intervensi - intervensi lainnya sehingga desa tersebut bisa keluar dari lokus stunting," tandasnya. (AL)

Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami
agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama