Namlea, Orasirakyat.com - Tokoh pemuda, Abdurrauf Wabula meminta Bawaslu segera memanggil Kepala SMPN 4 Buru di Ilath, Kecamatan Batabual, Ny Sariyanti Djaman, karena mengaku kerja politik untuk Calon Bupati (Cabup) nomor urut 1 MANDAT, Muhammad Daniel Rigan (MDR).
Kepada awak media di Namlea, Minggu (27/10/2024), Abdurrauf Wabula juga menegaskan, pengangkatan Ny Sariyanti Djaman sebagai Kepala SMPN 4 Buru di Ilath yang baru saja terjadi, patut diduga sarat muatan KKN dan terindikasi untuk kepentingan politik cabup tertentu.
"Kenapa dugaannya demikian?, karena usai terima SK, ibu kepsek ini cuap-cuap ada di MDR dan yang bersangkutan tidak mungkin tinggalkan MDR, sehingga patut dicurigai," tandas Rauf.
Untuk itu, sekali lagi, Rauf meminta Bawaslu Buru agar menindaklanjuti cuap-cuap Ny Sariyanti Djamal ini.
"Yang bersangkutan harus dipanggil guna mengklarifikasi kerja politik untuk MDR," pinta Rauf.
Sementara itu, dalam satu bukti rekaman yang kini dikantongi para awak media, terungkap, kalau Ny Sariyanti Djamal dengan pongah katakan, kalau SKnya sebagai Kepala SMPN 4 Buru, langsung dari pusat.
Karena itu, Ny Sariyanti cuek dengan aksi demo yang menolaknya sebagai kepala sekolah.
Ia mengaku tidak akan ambil pusing juga bila dewan guru di SMPN 4 menolaknya dan mogok mengajar. Wanita asal Banda Naira ini, mengaku masih keluarga dengan Pj Bupati Buru, Syarif Hidayat.
"Dong tar tau pj deng beta ini keluarga. Jadi bilang dong eee, pj deng beta itu keluarga. Jadi jang dong macam-macam," katanya dengan nada pongah.
Dengan dialeg kental Banda, ia berujar, kalau kepala SMPN 4 yang lama sudah dipindahkan ke salah satu sekolah di Lolongquba dan minta balik lagi sebagai guru biasa di Ilath, tapi dicuekin Syarif Hidayat.
Dengan bangga, Ny Sariyanti bercerita kepada seseorang lewat percakapan telepon, kalau ia diberi mandat sebagai kepala sekolah di Kantor BKSDM Kabupaten Buru.
"Ini bukan kaleng-kaleng, ya Allah, pane sapa, beta sapa. Bupati itu orang mana? Bilang dong," nyerocos Ny Sumiyanti.
Ketika rekan percakapannya, bertanya siapa yang memediasinya menjadi kepala sekolah, masih dengan nada pongah dia katakan, ada campur tangan dari pusat.
Walau tidak langsung menyebut oknum dari pusat yang campur tangan, oknum kepsek ini memuji-muji MDR yang lagi maju sebagai calon bupati.
"Beta ini dari pusat langsung, dari pusat, bukan kaleng-kaleng. Untuk sekarang beta di MDR, tar mungkin beta buang MDR," akui Ny Sumiyanti.
Ny Sumiyanti juga bercerita, kalau pj Bupati Buru yang menelepon dirinya dan ia datang bertemu langsung.
"Beta tar pusing-pusing, namun ontua tar buang beta karena keluarga. Keluarga to, katong sama-sama dari Banda. Ontua to juga orang Banda," ucap Ny Sumiyanti.
Ia juga sesumbar, kalau Sekda Buru, Muh Ilyas Hamid sempat berupaya menghalanginya menjadi kepala sekolah SMPN 4, namun gagal.
"Mau bikin apa? SK su di tangan, Sekda nae mau berontak jua, su tar bisa," sesumbar Ny Sumiyanti.
Masih dengan dialeg Banda yang kental, oknum kepala sekolah ini katakan, tidak akan pusingkan dengan penolakan dari dewan guru.
"Ya Allah, guru-guru di sini mau mogok, beta santai saja, tar ada urus. Kerucut - kerucut itu beta tar urus, pak Man tahu, beta SK ini dari Jakarta, dari pusat. Pa Man tau, beta ini bukan kaleng-kaleng kali ini, beta su bilang, kemarin itu beta kasih kesempatan saja," katanya bangga.
Pergantian kepala sekolah di Ilath kini ramai digunjingkan warga Kabupaten Buru, karena dilakukan di musim kampanye Pilkada Buru dan dinilai menabrak aturan.
Sejumlah pemuda Batabual, dalam sepekan ini, turun ke jalan melakukan aksi demo menentang keputusan Syarif Hidayat. Syarif diminta membatalkan penunjukan keluarganya itu sebagai kepala sekolah, namun sampai berita ini dikirim, Syarif tidak bergeming atas keputusannya itu.
Satu sumber terpercaya menyebutkan, kalau Syarif masuk ke Buru, padahal namanya tidak pernah diusulkan menjadi Pj, diduga atas lobi-lobi kuat di Jakarta.
Nama MDR dan Mantan Anggota DPRD Buru, Iksan Tinggapy disebut ikut melobi untuk Syarif Hidayat.
Semula, ada keinginan kuat dari pendukung Iksan Tinggapy (IT) agar MDR berduet dengan IT, namun gagal.
Buah dari kegagalan itu, diduga berbuntut dengan dibongkarnya dugaan ijasah palsu dan maladministrasi Cabup MDR oleh Almuhajir yang juga orang dekat IT.
Masalah ini kemudian berujung saling baku lapor di Reskrim Umum Polda Maluku antara MDR dan KNPI Buru - KNPI Maluku. (LTO)
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |