Bula, Orasirakyat.com
Paslon Nomor Urut 2: Rohani Vanath - Madja Rumatiga (INAAMA). Paslon Nomor Urut 3: Idris Rumalutur - Hasan Musaad (IKHLAS).
Paslon Nomor Urut 4: Abdul Malik Kastela - Arobi Kelian (AMAN). Paslon Nomor Urut 5: Agil Rumakat - Enver Abdullah R. Wattimena.
Debat publik ini menjadi kesempatan bagi masing-masing pasangan calon untuk memaparkan visi, misi, dan program unggulan mereka kepada masyarakat Seram Bagian Timur.
M. Yusran Rumain, seorang pegiat demokrasi, menilai bahwa debat publik yang digelar oleh KPU Kabupaten Seram Bagian Timur mendapat perhatian besar dari masyarakat setempat.
Menurutnya, debat ini menjadi salah satu tahap kampanye yang sangat penting karena memberi kesempatan bagi warga untuk menilai visi dan misi dari masing-masing pasangan calon sebagai dasar dalam menentukan pilihan.
Namun, Yusran mengkritik pelaksanaan debat publik tersebut yang dinilainya kurang maksimal bahkan cenderung gagal. Ia berpendapat bahwa harapan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang jelas dan mendalam dari setiap calon tidak sepenuhnya terpenuhi dalam acara tersebut.
"Pelaksana debat Cabup dan Cawabub SBT yang di selenggarakan oleh KPU SBT kurang Maksimal, pasalnya debat yang di selenggarakan oleh KPU itu awalnya menjadi antusias Masyarakat utk mendengar Visi misi cabup dan cawabub pada perhelatan pilkada serentak, namun ada beberapa kendala yang dinilai KPU gagal dalam melaksanakan debat," kata Yusran.
Mantan Ketua PPK Kiandarat, M. Yusran Rumain, menambahkan bahwa salah satu faktor pendukung yang seharusnya diperhatikan dalam publikasi debat ini adalah penyediaan sarana yang memadai untuk masyarakat. Debat publik ini telah dinanti-nantikan oleh warga, tetapi sayangnya, banyak dari mereka yang hadir di arena maupun di rumah tidak dapat melihat dan mendengar jalannya debat dengan baik.
Menurut Yusran, KPU seharusnya menyediakan sarana pendukung tambahan di luar arena, seperti layar dan pengeras suara, agar masyarakat yang hadir bisa mengikuti jalannya debat secara langsung.
Hal ini dianggap penting untuk menjamin keterlibatan masyarakat dalam proses demokrasi dan memberi mereka akses yang lebih baik untuk menilai pasangan calon.
"Pada saat debat berjalan lampu untuk kota bula mati total dan jaringan internet hilang, makanya debat tersebut tidak bisa di akses oleh masyarakat melalui live streaming mau pun mendengar secara langsung. KPU SBT sebagai penyelenggara debat tidak menyediakan layar lebar di luar arena debat," sesal Yusran.
Dari pantauan media di sekitar arena debat, tampak banyak masyarakat yang hadir dengan harapan bisa mendengarkan langsung visi dan misi para pasangan calon. Namun, mereka kecewa karena tidak dapat menyaksikan jalannya debat secara optimal akibat jaringan internet yang lambat di Kota Bula.
Masalah koneksi ini membuat siaran langsung debat melalui akun-akun yang telah dipublikasikan oleh KPU SBT sulit diakses.
Hal ini menambah kendala bagi masyarakat yang mengandalkan live streaming untuk mengikuti jalannya debat dari rumah, sehingga mengurangi efektivitas penyebaran informasi mengenai pasangan calon kepada publik. (FS)
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |