Penulis : Edo Meirdianno, SE
Orom adalah nama sebuah stadion kebanggan yang dimilki oleh Kabupaten Bangka. Stadion ini pernah menjadi saksi sejarah kehadiran team sepak bola luar negeri. Timnas Denmark, Yogoslavia, Norwegia dan Korea Selatan pernah bermain di Station Kebanggan ini.
Olah Raga Obat Masyarakat adalah nama yang cantik dan disingkat dengan OROM, sebuah nama yang melegenda, baik di dunia sepak bola Bangka maupun di masyarakat Bangka secara umum.
Sayang, Stadion Orom saat ini tinggal kenangan. Masyarakat pecinta sepak bola sudah sekitar 2 tahun lebih tidak bisa lagi bermain sepak bola di stadion ini.
Stadion kebanggan itu sekarang sudah berubah menjadi padang rumput. Niat Pemkab Bangka yang baik pada awalnya untuk membuat Orom menjadi lebih cantik, berubah menjadi petaka dan kerugian bagi masyarakat terkhusus bagi pemain dan pecinta sepak bola.
Informasi yang diterima, awalnya Orom akan diperbaiki dengan cara bertahap menyesuaikan dana yang dianggarkan pemerintah daerah.
Tapi kenyataanya, sampai saat ini, Orom masih menjadi ladang rumput tak terurus.
*Siapa yang bertanggung jawab*
Sebagai masyarakat umum dan pecinta sepak bola tentunya bukan kapasitas saya mencari tau siapa yang paling bertanggung jawab. Dan saya juga tidak ingin menunjuk hidung siapa yang bertanggung jawab.
Saya dan hampir semua pecinta sepak bola tentunya hanya satu keinginan, yaitu stadion tersebut bisa difungsikan kembali sehingga anak anak dan pemain sepak bola lain bisa beraktifitas disitu.
Kebijakan pemerintah daerah yang merenovasi stadion Orom menjadi tidak bisa difungsikan, sehingga kebijakan ini merugikan kepentingan umum. Seharusnya Pemda Bangka sudah antisipasi pekerjaan tersebut. Proyek besar harus dihitung dengan cermat sehingga efek kebermanfaatannya bagi masyarakat bisa terpenuhi. Kalau sekarang, yang terjadi adalah menghamburkan dana pemerintah dan merugikan kepentingan masyarakat.
Menurut saya, sebagai masyarakat Bangka, kami dirugikan 2 kali. Sudah uang pemerintah kami habis, kami dirugikan lagi dengan tidak bisa digunakannya fasilitas tersebut.
*Pernyataan Berbeda Petinggi Kabupaten, Membuat Orom Menjadi Jauh Panggang Dari Api*
Saya membaca sebuah berita di media online yang terbit tanggal 10 Januari 2025. Seorang Kepala Dinas mengatakan bahwa masalah pembangunan Stadion Orom sudah diusulkan dan dibahas untuk kelanjutannya. Pembahasan bersama team TAPD dan DPRD Kabupaten Bangka. Dalam bahasan terakhir team banggar DPRD Bangka dan TAPD Bangka, diputuskan bahwa Stadion Orom tidak bisa dilanjutkan karena dana APBD TA 2025 defisit.
Selanjutnya, dalam berita media online yang sama, yang ditulis tanggal 11/01/2025, Wakil Ketua DPRD Bangka memberikan bantahan atas keterangan seorang Kepala Dinas.
Menurutnya, Banggar DPRD Bangka tidak pernah membahas anggaran Orom tersebut, apalagi menolak untuk tidak dilanjutkan.
Jujur, saya bingung pernyataan mana yang harus saya dengar, pernyataan Kadis atau kah pernyataan Wakil Ketua DPRD Bangka. Bagi saya mereka berdua adalah pejabat dan teladan, sehingga kami sebagai masyarakat harus mendengarkan, karena mereka juga adalah pemimpin kami.
*Harapan Sederhana Pecinta Sepak Bola*
Saya berharap bapak - bapak para pengambil kebijakan di Kabupaten ini bisa mendengarkan keluhan para pecinta sepak bola.
Kami tau, Kabupaten Bangka dalam keadaan susah. Anggaran minim membuat Bangka berjalan ditempat. Tapi saya mengetuk pintu hati para petinggi untuk peduli dengan masa depan sepak bola Bangka dengan cara jangan kau hancurkan stadion itu. Mungkin para pejabat pengambil kebijakan tidak suka dengan sepak bola, sehingga terkesan tidak peduli. Tapi hidup terus berputar, mungkin nanti anak, cucu atau cicit kalian menjadi pemain sepak bola juga wahai pejabat.
Orom adalah sebuah identitas kebanggaan. Pemkab Bangka tidak pernah membuat stadion tersebut. Kepemilikan stadion tersebut berubah di tahun 2010. Saat PS. Bangka waktu itu lolos ke divisi 1, Orom dihibahkan ke Pemkab Bangka.
Dalam pasal 5 ayat 1 butir d, perjanjian hibah Stadion Orom, pihak yang diberikan hibah bertanggung jawab atas pengelolaan, pemeliharaan, dan pengembangan secara berkesinambungan atas objek hibah.
Ayolah Pemkab Bangka, bila kau tak mampu membuat, paling tidak kau tidak merusaknya.
Masyarakat, pemain dan pecinta sepak bola hanya ingin kembalikan fungsi Orom seperti semula. Bisa digunakan untuk bermain sepak bola. Saya kira biaya tidak mahal kalau hanya menanam rumput biar bisa difungsikan lagi.
Sekali lagi, pecinta sepak bola hanya minta Pemkab Bangka fungsikan kembali Orom.
Ingat Ir. Sutyono Jacob Alis, di akhir tahun 1974, yang saat itu sebagai Kawilasi UPTB Wilasi Sungailiat membuat Stadion Orom ini untuk kemajuan sepak bola Bangka. Sekarang Orom tidak lebih dari padang rumput.
(E_yuafi)
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |